Penerapan Budaya Positif Dalam Kegiatan Sehari-hari di Sekolah

Oleh : Wahyu Rakhmawiyatie, S.Psi., S.Pd.

SDI Raudlatul Jannah

CGP Angkatan 4 Kab. Sidoarjo

A.   Latar Belakang

Membangun generasi yang mempunyai budaya positif bukan hal yang mudah tetapi usaha yang harus dilakukan jika kita ingin melihat bangsa ini  menjadi bangsa yang kuat dan bermartabat.  Lingkungan terkecil dalam membangun budaya positif adalah rumah dan selanjutnya adalah sekolah.

Sekolah merupakan lingkungan strategis dalam membangun budaya positif. Sekolah tempat berkumpulnya calon pemimpin dan generasi penerus bangsa ini. Sekolah yang memberdayakan potensi anak bukan malah mematikan. Seperti filosofi Kihajar Dewantara yang menempatkan guru sebagai fasilitator yang menumbuh kembangkan potensi anak didik dengan melihat kodrat alam dan kodrat zaman. Setiap anak didik sudah mempunyai potensi, bagai mana guru menumbuhkannya dan mengoptimalkannya.

Guru sebagai agen of change, menjadi tonggak utama dalam menanamkan budaya positif. Mengapa budaya positif? Karena dengan budaya positif yang telah ada dalam diri anak didik, ada atau tiada aturan maka budaya positif itu akan dilakukan. Kemerdekaan dalam belajar menjadi titik kunci dalam budaya positif. Karena dalam suasana yang merdeka, hal-ha positif bisa di munculkan. Bapak Pendidikan kita, Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa “dimana ada kemerdekaan, disitulah harus ada disiplin yang kuat. Sungguhpun disiplin itu bersifat ”self discipline” yaitu kita sendiri yang mewajibkan kita dengan sekeras-kerasnya, tetapi itu sama saja; sebab jikalau kita tidak cakap melakukan self discipline, wajiblah penguasa lain mendisiplin diri kita. Dan peraturan demikian itulah harus ada di dalam suasana yang merdeka Ki Hajar Dewantara, pemikiran, Konsepsi, Keteladanan, Sikap Merdeka, Cetakan Kelima, 2013, Halaman 470.

B. Tujuan

1. Dengan penerapan budaya positif, murid lebih bahagia dan mempunyai displin positif

2. Guru- guru mengetahui konsep dan dampak implementasi budaya positif di kelas

3. Terciptanya budaya positif di kelas dan di sekolah

C. Tolok Ukur

1. Murid mempunyai self discipline dalam menerapkan budaya positif

2. Guru-guru mulai menerapkan budaya positif di kelasnya.

D. Linimasa Kegiatan

1. Menyusun rencana  implementasi budaya positif

2. Menyusun materi implementasi budaya positif

3. Membicarakan dan berkoordinasi dengan Kepala Sekolah, guru partner di kelas

4. Implementasi  budaya positif dengan melakukan kesepakatan keyakinan kelas.

5. Sosialisasi ke guru lain mengenai budaya positif

6. Implementasi budaya positi di kelas yang lain.

E. Dukungan yang dibutuhkan

1. Kepala sekolah, teman sejawat, anak didik, seluruh stake holder sekolah

2. Keluarga di rumah